Rabu, 16 Juni 2010

Muhammad Sebagai Seorang Pengusaha

Sisi Lain Kehidupan Rosulullah SAW

Kehadiran Nabi Muhammad SAW di dunia merupakan suatu anugrah yang Maha Dahsyat yang diberikan Allah SWT kepada seluruh umat manusia bahkan untuk semesta alam (Rahmatan Lil-Alamin). Beliau merupakan tokoh Multi Talented pembawa pembaharuan peradaban yang pada akhirnya membawa sejarah umat manusia kepada puncak kejayaannya.
Kehidupan Nabi Muhammad SAW dengan segudang kisah suksesnya telah banyak dibahas oleh para ahli sejarah baik dari Dunia Islam maupun Sejarawan dari Barat. Diantara yang sering kita dengar adalah kesuksesan beliau dalam Hal Memimpin Agama (Sebagai Rosul), Memimpin Negara (Sebagai peletak dasar-dasar Peradaban Pemerintahan Negara Islam), serta sebagai Panglima Perang yang Tangguh. Namun salah satu sisi kehidupan beliau yang selama ini kurang mendapat perhatian baik oleh Para Ahli Sejarah maupun Ahli Agama yaitu kehidupannya sebagai seorang Pengusaha/ Pedagang.
Selama ini mungkin sebagian besar dari kita melihat sosok Nabi Muhammad SAW sebagai seorang tokoh besar dunia yang hidup seadanya, tidak kaya dan tidak sukses dalam berbisnis. Namun tahukah Anda, bahwa sesungguhnya beliau adalah seorang pedagang yang handal yang dengan kemampuan berdagangnya beliau bisa mendapatkan keuntungan dengan modal nominal nol?
Kehidupan perniagaan bagi Bangsa Arab merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan. Dengan kondisi daerah yang dikelilingi dengan padang pasir yang panas dan kering sangat kurang menguntungkan bagi penduduk arab untuk menjalankan kegiatan lain selain berdagang. Sehingga sebagian besar masa kehidupan Nabi Muhammad SAW dijalani sebagai seorang pengusaha. Kurang lebih selama 28 tahun Beliau berprofesi sebagai pengusaha/ pedagang, sebelum akhirnya diangkat sebagai Rosul. Hal ini tentunya lebih lama jika dibandingkan dengan masa kenabian beliau yang kira-kira hanya selama 23 tahun.
Sejak kecil Nabi Muhammad SAW sudah terbiasa untuk hidup mandiri dan berwira usaha. Saat itu beliau biasa mengembalakan ternak di kalangan masyarakat mekkah dengan imbalan uang beberapa dinar. Pekerjaan menggembala ternak merupakan pekerjaan yg umum dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, seperti Nabi Musa AS, Daud AS, dan Isa AS.
Pada usia 12 tahun Nabi Muhammad memulai perjalanan bisnisnya yang pertama kali ke negeri syam. Pada saat itu beliau mengikuti pamannya, Abu Thalib. Dalam perjalanan inilah mereka bertemu dengan seorang pendeta nasrani yang kemudian memberitahukan tentang adanya tanda-tanda kenabian Muhammad SAW kepada Abu Thalib.
Pada usia 17 Tahun Nabi Muhammad SAW sudah di beri mandat penuh oleh pamannya untuk Berdagang dari dagangannya. Menjelang usia dewasa, beliau memutuskan perdagangan sebagai karirnya. Beliau menyadari bahwa pamannya bukanlah orang yang kaya namun memiliki beban keluarga yg cukup besar. Oleh karena itu, Muhammad muda berpikiran untuk ikut meringankan beban pamannya dengan berdagang. Profesi menjadi pedagang ini telah dimulai lebih awal daripada yang telah dikenal umum dengan modal dari Khadijah. Ketika merintis karirnya tersebut beliau memulai dengan berdagang kecil-kecilan di kota Makkah. Beliau membeli barang-barang dari satu pasar kemudian menjualnya kepada orang lain.
Nabi Muhammad SAW di lahirkan dalam lingkungan keluarga dengan kondisi ekonomi yang cukup sederhana. Namun berkat keahliannya dalam dunia bisnis dengan berbagai macam strategi bisnisnya yang sangat efektif, sehingga dalam usia yang masih relatif muda, beliau telah menjadi seorang pengusaha kaya dan sukses. Diantara strategi bisnis yang diterapkan Rosulullah adalah dalam hal permodalan. Pada saat belum memiliki modal, beliau menjadi manajer perdagangan para investor (Shohibul Mal) berdasarkan bagi hasil. Kecakapannya sebagai wirausaha telah mendatangkan keuntungan besar baginya dan investornya. Tidak satu pun jenis bisnis yang ia tangani mendapat kerugian.
Hingga usia 20 tahun beliau sudah hampir menguasai Pusat Bisnis Global di Jamannya. Lebih kurang selama 28 tahun Nabi Muhammad SAW menjalankan usaha dagang ke Yaman, Syria, Busra, Iraq, Yordania, dan kota-kota di perdagangan di jazirah Arab lainnya. Dengan demikian, di usia muda, Nabi Muhammad SAW sudah menjadi pedagang internasional, karena wilayah perdagangannya meliputi hampir seluruh jazirah Arab.
Para pemilik modal (Investor) di Makkah waktu itu semakin banyak yang membuka peluang kemitraan dengan Muhammad. Salah seorang pemilik modal itu adalah Khadijah yang menawarkan kemitraan berdasarkan mudharabah (Bagi Hasil). Dalam hal ini Khadijah bertindak sebagai pemodal (Shahibul Mal), sementara Nabi Muhammad SAW sebagai pengelola (Mudharib).
Di Jazirah Arab Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai seorang pengusaha Muda yang sukses. Seorang Ahli sejarah Islam yang bernama Syaikh Al-Mufid [337-413 H] meriwayatkan bahwa Pada usia 20 tahunan kekayaan Nabi Muhammad SAW adalah yang paling terbanyak, baik berupa emas permata, unta, kuda, karyawan, dan beberapa asset tanah di Jazirah Makkah. Pada masa itu, tidak ada seorang pun yang lebih kaya daripada Nabi Muhammad SAW. Hal ini diperkuat oleh Prof. Laode Kamauddin, Ph.D. Menurutnya pada saat Nabi Muhammad SAW menikah dengan Sayyidah Khadijah Al-Kubra RA pada umur 25 tahun, beliau mengeluarkan mahar kawin, yang jika diperhitungkan dengan nilai sekarang berkisar 6 Milyar Rupiah.
Berdasarkan kisah sukses kehidupan bisnis Nabi Muhammad SAW diatas, maka dapat kita ambil dua prinsip utama yang patut kita contoh dari perjalanan bisnis Beliau. Pertama, uang bukanlah modal utama dalam berbisnis, modal utama dalam usaha adalah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya (al-amin). Kedua, kemampuan teknis yang terkait dengan usaha/ strategi-strategi bisnis beliau, yang meliputi; strategi permodalan, strategi pemasaran, segmentasi pasar, strategi penetapan harga, strategi promosi, dll. Beliau juga mengenal dengan baik pasar-pasar dan tempat-tempat perdagangan di Jazirah Arab.
Pernah suatu ketika Rasulullah SAW di tanya : ”Ya Rasulallah, pekerjaan apakah yang terbaik?” Beliau menjawab :”Pekerjaan yang terbaik ialah usahanya seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual-beli yang dianggap baik (H.R Ahmad dan Baihaqi).
Dalam Surah Al-Qasash ayat 77 dikatakan dahwa dalam sisi kehidupan seorang muslim harusnya terdapat keseimbangan antara Dunia dan Akhirat; ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi ....”
Oleh karenanya tiada salahnya jika kita sebagai ummat Muhammad SAW, turut meneladani sukses kehidupan beliau dalam dunia bisnis dengan menerapkan prinsip-prinsip yang telah beliau tanamkan dalam rangka mencapai kebahagiaan Dunia dan Akhirat.

Bravo HMI Syari’ah...!!!
By: Saiful Amiq (Ketum HMI Kom. Syari’ah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar