Kamis, 25 April 2013

DAFTAR NAMA-NAMA KETUA UMUM PB HMI


DAFTAR NAMA-NAMA KETUA UMUM
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
DARI MASA KE MASA

No
Nama
Periode
1
Prof. Lafran Pane
1947-1951
2
HMS. Mintareja
1948
3
Letjen. (Purn) A. Tirtosudiro
1948
4
A. Dahlan Ranuwiharjo, S
1951-1953
5
Lukman El-Hakim
1951
6
Deliar Nooer
1953-1955
7
Drs. Amin Rajab Batubara
1955-1957
8
Ismail Hasan Matareum, SH
1957-1960
9
Drs. Nursal
1960-1963
10
Drs. Oman Kamaruddin
1960-1963
11
Dr. Sulastomo
1963-1966
12
Dr. Nurcholis Madjid
1966-1969
13
Dr. Nurcholis Madjid
1969-1971
14
Ir. Akbar Tanjung
1971-1974
15
Drs. Ridwan Saidi
1974-1976
16
Drs. Chumaidi Syarif
1976-1978
17
Abdullah Hehamahua
1978-1981
18
Drs. A Zacky Siradj
1981-1983
19
Harry Azhar Aziz
1983-1986
20
Ir. M. Saleh Khalid
1986-1988
21
Ir. Herman Widyananda
1988-1990
22
Drs. Ferry Mursidan Baldan
1990-1992
23
M. yahya Zaini, SH
1992-1995
24
Drs. Taufiq Hidayat
1995-1997
25
Anas Urbaningrum
1997-1999
26
M. Fakhruddin
1999-2002
27
Kholis Malik/ Mukhlis Tapi-tapi (Pj.)
2002-2004
28
Hasanuddin
2004-2006
29
Fajar Zulkarnain
2006-2008
30
Arip Mustofa
2008-2010
31
Nurfajriansyah
2010-2013
32
Drg. M. Arif Rosyid
2013-........

Minggu, 09 Desember 2012

Istri yang menyejukkan hati

Istri yang Menyejukkan Hati

Sebaris kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi seorang istri yang ingin menjadi perhiasan terindah dunia dan bidadarinya akhirat  yaitu wanita shalihah. Semoga melalui kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi seseorang yang mendambakan keluarga sakinah mawadah wa rahmah yang diridhai oleh Allah  ‘Azza wa jalla  Ia menceritakan pengalamannya:“Ketika aku menikahi Zainab binti Hudair aku berkata dalam hati: Aku telah menikah dengan seorang wanita Arab yang paling keras dan paling kaku tabiatnya. Aku teringat tabiat wanita-wanita bani Tamim dan kerasnya hati mereka. Aku berkeinginan untuk menceraikannya. Kemudian aku berkata (dalam hati): “Aku pergauli dulu (yaitu menikah dan berhubungan dengannya), jika aku dapati apa yang aku suka, aku tahan ia. Dan jika tidak, aku ceraikan ia.”Kemudian datanglah wanita-wanita bani Tamim mengantarkannya. Dan setelah ditempatkan dalam rumah, aku berkata, “Wahai fulanah, sesungguhnya menurut sunnah apabila seorang wanita masuk menemui suaminya hendaklah si suami shalat dua rakaat dan si istri juga shalat dua rakaat.”Akupun bangkit mengerjakan shalat kemudian aku menoleh ke belakang ternyata ia ikut shalat di belakangku. Seusai shalat para budak-budak wanita pengiringnya datang dan mengambil pakaianku dan memakaikan padaku pakaian tidur yang telah dicelup dengan za’faran.Dan tatkala rumah sudah kosong, aku mendekatinya dan aku ulurkan tanganku kepadanya. Ia berkata, “Tahan dulu (sabar dulu).”Aku berkata dalam hati, “Satu malapetaka telah menimpa diriku.” (yakni musibah telah menimpa dirinya)Lalu ia memuji Allah kemudian memanjatkan shalawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Aku adalah seorang wanita Arab. Demi Allah, aku tidak pernah melangkah kecuali kepada perkara yang diridhai Allah. Dan engkau adalah lelaki asing, aku tidak mengenali perilakumu (yakni aku belum mengenal tabiatmu).Beritahulah kepadaku apa saja yang engkau suka hingga aku akan melakukannya dan apa saja yang engkau benci hingga aku bisa menghindarinya.”Aku berkata kepadanya, “Aku suka begini dan begini (Syuraih menyebutkan satu persatu perkataan, perbuatan, makanan dan segala sesuatu yang disukainya) dan aku benci begini dan begini (Syuraih menyebutkan semua perkara yang ia benci).”Ia berkata lagi, “Beritahukan kepadaku siapa saja anggota keluargaku yang engkau suka bila ia mengunjungimu?”Aku (Syuraih) berkata, “Aku adalah seorang qadhi, aku tidak suka mereka (anggota keluargamu) membuatku bosan.”Maka akupun melewati malam yang paling indah, dan aku tidur tiga malam bersamanya. Kemudian aku keluar menuju majelis qadha’, dan aku tidak melewati satu hari melainkan hari itu lebih baik daripada hari sebelumnya.Tibalah waktu kunjungan mertua.Yaitu genap satu tahun (setelah berumah tangga).Aku masuk ke dalam rumahku. Aku dapati seorang wanita tua sedang menyuruh dan melarang.Aku bertanya, “Hai Zainab, siapakah wanita ini?”Istriku menjawab, “Ia adalah ibuku.”“Marhaban”, sahutku.Ia (ibu mertua) berkata, “Bagaimana keadaanmu hai Abu Umayyah?”Alhamdulillah baik-baik saja”, jawabku.“Bagaimana keadaan istrimu?” Tanyanya.Aku menjawab, “Istri yang paling baik dan teman yang paling cocok. Ia mendidik dengan baik dan membimbing adab dengan baik pula.”Ia berkata, “Sesungguhnya seorang wanita tidak akan terlihat dalam kondisi yang paling buruk tabiatnya kecuali pada dua keadaan: Apabila sudah punya kedudukan di sisi suaminya dan apabila telah melahirkan anak. Apabila engkau melihat sesuatu yang tak mengenakkan padanya pukul saja. Karena, tidaklah kaum lelaki memperoleh sesuatu yang lebih buruk dalam rumahnya selain wanita warhaa’(yaitu wanita yang tidak punya kepandaian dalam melakukan tugasnya).Syuraih berkata, “Ibu mertuaku datang setiap tahun sekali kemudian ia pergi sesudah bertanya kepadaku tentang apa yang engkau sukai dari kunjungan keluarga istrimu ke rumahmu?”Aku menjawab pertanyaannya, “Sekehendak mereka!” Yaitu sesuka mereka saja.Aku hidup bersamanya selama dua puluh tahun, aku tidak pernah sekalipun mencelanya dan aku tidak pernah marah terhadapnya.”Dikutip dari buku Agar Suami Cemburu Padamu karya Dr. Najla’ As-Sayyid Nayil

Sabtu, 05 November 2011

Takdir Gundulmu


“TAKDIR GUNDULMU”

Pada suatu malam seorang santri di sebuah pesantren menyelinap keluar dari asramanya. Dengan langkah kaki yang berhati-hati ia segera menuju rumah ustadznya yang tidaki jauh dari pesantren. Namun ia bukannya akan menemui sang ustadz melainkan ia menuju pekarangan belakang rumah pak ustadz. Disana terdapat pohon mangga yang sedang berbuah sangat lebat. Dengan hati-hati ia segera memanjat pohon tersebut dan  memetik buah mangga satu persatu dan dimasukkan ke dalam karung yang telah ia persiapkan sampai karung tersebut terisi penuh. Kemudian ia turun dan menuju kamar pesantrennya. Sesampainya disana ia segera membagi-bagikan mangga curiannya tersebut kepada teman-temannya.
Keesokan harinya tanpa kesulitan sang ustadz dapat mengetahui siapa pelaku pencurian mangga di halaman rumahnya, rupanya beberapa santri yang tidak kebagian mangga melaporkan kepada sang ustadz siapa yang telah mencuri mangganya tersebut.
Si pelaku pun langsung diinterogasi oleh sang ustadz...
“Kenapa kamu mencuri..?” Tanya sang Ustadz.
Dengen entengnya santri itu menjawab “Sudah Takdir Ustadz...!”
“Takdir gundulmu”
Ustadz itupun menjewer telinga santrinya, hingga kepala sang santri muter-muter mengikuti arah jeweran.
Aduh, Sakit Ustadz. Kok saya di jewer sih, saya mencuri kan sudah Takdir Allah.. Jadi kalau Ustadz menghukum saya berarti ustadz menentang Takdir Allah...!”
Sang Ustadz dengan enteng menjawab, “Loh.. Jeweran ini kan juga Takdir Allah..!”

I’tibar
Konsep takdir seringkali difahami sebagai kepasrahan membabi buta bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh allah SWT. Jika hal tersebut yang terjadi maka akan seperti cerita diatas, segala kesalahan ia timpakan kepada allah.
Pemaknaan takdir seperti itu menjadikan sebahagian kita benar-benar pasif dalam menjalani kehidupan. Seolah pikiran telah terpola dengan kalimat, “Semua telah ditetapkan, Segala sesuatu telah di gariskan, Semua sudah ditakdirkan oleh Allah, Untuk apalagi saya berusaha terlalu keras, kalau Allah telah menakdirkan saya sukses, nanti datang juga kesuksesan itu dengan sendirinya..”
Kehidupan bukanlah sesuatu pemberian tuhan yang harus kita terima apa adanya (pasrah). Namun sebaliknya, sebagai mahluk yang merdeka, akan selalu ada ruang bagi manusia untuk menjatuhkan pilihannya. Kehidupan manusia sangat mungkin beralih dari takdir yang satu kepada takdir yang lain, tergantung kepada ikhtiar kita.
Bukankah Allah telah berfirman :“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S Ar : Rad : 11)
Dengan demikian pilihan/ikhtiar kitalah yang menentukan apakah kita akan menjadi orang baik atau buruk, sukses atau gagal, kaya atau miskin... dlsb...
Maka dari itu tentukan takdirmu sendiri mulai dari sekarang...

“Tidak Ada Takdir Tanpa Adanya Ikhtiar”
By : Saiful Amiq (Ketum HMI Kom. Syari’ah Demisioner 2010-2011)

Daftar Nama-nama Ketua Umum



KETUA UMUM
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
KOMISARIAT SYARI’AH STAIN SAMARINDA
DARI MASA KE MASA

1.   Nama             : Romi Hartono
      Tanggal Lahir    : Samarinda, 28 januari 1978
      Alamat             : Jl. Bangris, Samarinda
      Periode             : 1998 - 1999

2.  Nama             : M. Husni Labib
      Tanggal Lahir    : Lamongan, 19Desember 1978
      Alamat             : Samarinda Sebrang
      Periode             : 1999 - 2000

3.  Nama             : Ajma'in
      Tanggal Lahir    : ...
      Alamat             : Jl. Siti Aisyah, Teluk Lerong - Samarinda
      Periode             : 2000 - 2001

4.  Nama             : Nur Asikin (PJ)
      Tanggal Lahir    : ...
      Alamat             : Tarakan/ Jogjakarta
      Periode             : 2000 - 2001

5.  Nama             : Zainal Muttakin
      Tanggal Lahir    : ...
      Alamat             : Jl. A.W Syahrani Gg. 45 N0. 24 Samarinda
      Periode             : 2001 - 2002

6.  Nama             : Lalu Yuliar Ahmadi
      Tanggal Lahir    : Kerta Buana, 09 Juli 1981
      Alamat             : Jl. P. Sulawesi, Samarinda
  Periode             : 2002 - 2003

7.  Nama             : Hasanudin
      Tanggal Lahir    : Samarinda, 25 Februari 1981
      Alamat             : Loakulu, Kukar
      Periode             : 2003


8.  Nama             : M. Madrus
      Tanggal Lahir    : Samarinda, 12 Desember 1982
      Alamat             : Jl. Dr. Sutomo Gg. 1 Samarinda
      Periode             : 2003 - 2004

9.  Nama             : Dahlan
      Tanggal Lahir    : ...
      Alamat             : Sangatta
      Periode             : 2004 - 2005

10.  Nama            : Darmayanti
      Tanggal Lahir    : Balikpapan, 05 Agustus 1984
      Alamat             : Balikpapan/ Jogjakarta
      Periode             : 2005 - 2007

11. Nama             : M. Hairul Anam
      Tanggal Lahir    : Tenggarong, 12 Desember 1985 
      Alamat            : Jl. Gunung Pegat, Tenggarong
      Periode             : 2007

12.  Nama            : Arika Karim
      Tanggal Lahir    : Lamongan, 17 September 1985
      Alamat             : Lamongan
      Periode             : 2007 - 2008

13.  Nama            : Ahmad Sirojuddin
      Tanggal Lahir    : Kutai, 11 Desember 1986
      Alamat             : Jl. Diponegoro Rt. 2 No. 14 Anggana
      Periode             : 2009 - 2010, 2008 PJ

14.  Nama            : Saiful Amiq
      Tanggal Lahir    : Anggana, 29 Agustus 1989
      Alamat             : Jl. Diponegoro Rt. 2 No. 14 Anggana
      Periode             : 2010 - 2011

15.  Nama            : Siddiq Suwandi
      Tanggal Lahir    : Samarinda, 07 September 1990
      Alamat             : Tenggarong
      Periode             : 2011 - 2012