Jumat, 24 Juli 2009

Kisah Bijak


Kisah Sekantong Kue


Seorang wanita sedang menunggu di bandara di suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki disebelahnya, dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka.

Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara pencuri kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semkin kesal sementara menit menit berlalu.

Wanita itupun sempat berfikir: “kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia”

Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki juga mengambil satu.

Ketika hanya satu kue yang tersisa, ia bertanya-tanya apa yang dilakukan lelaki itu.

Dengan senyum tawa diwajahnya dan tawa gugup, si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua.

Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separo lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berfikir : “ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterimakasih”.

Belum pernah rasanya ia begitu kesal.

Ia menhela nafas lega saat penerbangannya diumumkan.

ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang.

Menolak untuk menoleh pada si “pencuri tak tahu terima kasih”.

Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampr selesai di bacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia bernafas dengan kaget.

Disitu ada kantong kuenya, di depan mataya!!!

Kok milikku ada disini erannya dengan patah hati.

Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi.

Terlambat unutk meminta maaf dan ia bersandar sedih.

Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tau terima kasih.

Dan dialah pencuri kue itu !!

Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi, kita sering berprasangka dan melihat orang lain denga kacamta kita sendiri serta tak jarang kita berperasangka buruk terhadapnya.

Kita sering memengaruhi, mengomentari, mencemooh pendapat penilaian atau gagasan orang lain sementara sebetulnya kita tadak tahu betul permasalahannya.

Dan penyesalan itu datang pasti belakangan juga belum tentu kita dapat memperbaikinya……..


HMI Syari'ah STAIN Samarinda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar